Achmad Zaky - CEO sekaligus Founder Bukalapak.com dan Impiannya Memajukan UKM

05.11

Zaky, panggilan akrab Achmad Zaky sebenarnya sempat melamar ke dua perusahaan yang menurutnya bonafide. Kala itu ia melamar ke BCG (Boston Consulting Group) dan McKinsey. "Goal saya waktu itu cuma dua, [yakni] kerja di tempat yang paling bagus, which is BCG dan McKinsey waktu itu atau buat perusahaan sendiri dan perusahaannya harus besar. Tetapi saya gagal dapat pekerjaan di dua tempat ini. Dua tempat ini rata-rata hanya hiring satu orang, sangat challenging," ungkap Zaky. 

Enggan meratapi nasib, Zaky bersama Nugroho Herucahyono yang kebetulan adalah teman kuliahnya di Teknik Informatika ITB lantas memutuskan untuk mengembangkan usaha di bidang layanan TI. Saat ini usaha tersebut diberi nama Suitmedia (nama perusahaan resminya PT Kreasi Online Indonesia). Ditambah lagi pandangan orang-orang yang menyebut di ITB sangat entrepreneurial karena lulusannya bisa jadi role model. "Di sana (ITB) image-nya entrepreneur itu keren," ujar Zaky.

Memiliki background teknis rupanya cukup membantu Zaky menggapai asanya. Apalagi ketika masih kuliah di tingkat tiga, ia sempat membuat startup bernama Deft Technology dan melakukan coding sendiri. Beruntung Zaky juga memiliki background bisnis. "Sejak SMA saya juga sering jualan kecil-kecilan," ujar Zaky. "Jadi saya ada background bisnis dan juga technical," imbuhnya.

Membangun Lapak


"Bukalapak berawal dari sebuah proyekan yang dikerjakan oleh saya sendiri bersama teman kuliah di ITB yaitu Nugroho Herucahyono, yang terbiasa membuat bermacam-macam aplikasi sesuai pesanan klien," jelas Zaky. Ia menyebut memiliki keinginan untuk membuat sesuatu yang dibuat dari nol, kemudian dikembangkan dan dibangun satu demi satu, sampai menjadi besar dan megah seperti Bukalapak sekarang ini.

Zaky mengakui bahwa langkah awalnya saat memulai toko online atau dalam jaringan (daring) --ketika itu awal 2010--sangat tidak mudah. Ia menyebut memulai Bukalapak.com dengan modal 0 rupiah. Bukalapak.com dimulai dengan bermodalkan keterampilan dan keberanian para pendirinya. "Bukalapak dimulai dari dua orang anak muda gila yang nekat dan bermimpi untuk memajukan UKM di Indonesia," jelasnya.

Perjuangan Zaky dan Nugroho pun membuahkan hasil. Kini setelah lima tahun berdiri, Bukalapak.com menduduki peringkat ke-12 dari seluruh situs web di Indonesia menurut Alexa Rank. Bukalapak.com tercatat memiliki 2 juta pengunjung per hari, 500 ribu UKM dari seluruh Indonesia yang bergabung dan pendapatan rata-rata UKM Rp 5 juta per bulan, tumbuh 2 kali setiap tahun.

Zaky membeberkan bahwa saat ini jumlah UKM di Indonesia puluhan juta tapi yang jualan online hanya 500 ribu, sedangkan jumlah internet user yang aktif di Indonesia sekitar 70 juta, tetapi yang tiap hari berkunjung di Bukalapak sekitar 2 juta, yang berbelanja di Bukalapak hanya ratusan ribu.

Meski masih sebatas impian, Zaky menyebut Bukalapak akan berkembang ke arah sana. "Kita juga ingin berkontribusi minimal 0,1% dari GDP negara kita. Atau menggunakan data GDP sekarang 10.000 triliun rupiah, berarti 10 triliun transaksi melalui Bukalapak. Sekarang tentu masih jauh, tapi kalau ditanya impian, itu impian dan rencana kami," ungkap Zaky.

Software Quickcount Pemilu


Pengalaman pribadi paling berkesan saat berkarier hampir dimiliki setiap orang, begitu pun Zaky. Tepatnya tahun 2009, ketika Zaky sudah di semester akhir, salah satu kliennya yang kebetulan bekerja di stasiun televisi menawarinya untuk membuat software quickcount Pemilu untuk sebuah stasiun televisi nasional. Tanpa ragu, Zaky langsung menerima tawarannya dan menjawab yakin, "bisa!", padahal sejujurnya ia belum pernah mencoba membuat software jenis tersebut sebelumnya.

Zaky pun meyakinkan dirinya kalau ia bisa. Ketika ditanya soal harga, dengan mantab ia menjawab, "1,5 juta!". Meskipun mungkin si klien sedikit khawatir, pada akhirnya ia dipercaya untuk mengerjakan software tersebut dalam waktu tujuh hari. Ketika itu Zaky diminta untuk tinggal di Jakarta selama satu minggu. "Saya berpikir mungkin mereka waswas, "ini beneran gak ya harga software-nya 1,5 juta?"," ujar Zaky

Pada akhirnya Zaky berhasil menyelesaikan pengerjaan software tersebut selama tujuh hari dan berjalan sempurna. Tampilan dan hasil quickcount yang keluar di layar televisi nasional itu ditabulasi dan diproses oleh software yang ia buat. Lucunya, belakangan dirinya baru mengetahui, ternyata harga software yang ia buat sebenarnya mahal sekali, tapi dari sana segala pintu karir untuknya terbuka hingga Bukalapak dibangun sampai seperti sekarang.

Lebih jauh Zaky berharap berbagai talent terbaik di bidang teknologi informasi, baik lulusan perguruan tinggi lokal ternama di Indonesia maupun jebolan universitas di luar negeri mau bergabung dengan startup lokal.


You Might Also Like

0 komentar